Entri Populer

Bus berikutnya

Bus berikutnya
(The Next Bus)

Ketahuilah cinta itu ibarat orang menunggu bus. Ketika bus datang, kau mengamatinya lalu berkata dalam hati, “Oh....penuh sekali... aku tidak bisa duduk, sebaiknya ku tunggu bus yang lain.”
Kau biarkan bus itu pergi lalu menunggu bus yang lain. Bus kedua datang, kau mengamatinya tapi lalu kau berkata, “Oooh...bus ini sangat tua...butuh banyak perbaikan!” Bus itu kau biarkan pergi lalu kau putuskan untuk menunggu bus berikutnya.
Sejenak kemudian bus berikutnya datang. Bus itu tidak penuh penumpang dan tidak tua. Setelah kau amati, kau berkata, “Ohh... tidak ada AC-nya, sebaiknya kutunggu bus yang lain.”
Lagi-lagi kau biarkan bus itu pergi dan kau menunggu bus yang lain. Hari mulai petang, langit mulai gelap, kau menjadi panik, akhirnya kau terpaksa lompat kedalam bus berikutnya. Setelah bus itu berjalan, kau baru sadar bahwa kau naik bus jurusan lain.
Kau buang waktu dan uangmu untuk meraih yang kau idamkan. Ssungguhnya, meskipun kau berhasil mendapatkan bus ber-AC, kau tidak bisa memastikan bahwa bus itu tidak akan mogok, atau bisa saja AC-nya terlalu dingin untukmu.
TUNGGU... aku yakin kau juga pernah mengalami peristiwa ini. Kau melihat bus datang (Bus yang kau inginkan, tentu!) kaupun segera melambaikan tanganmu. Tapi... WUSSS... sang supir ngebut melewatimu. Ia bersikap seakan-akan tidak melihatmu. Kaupun segera sadar, ternyata bus itu tidak diperuntukkan bagimu.
Pada hakekatnya, mencari pasangan adalah seperti mencari bus. Apakah kau akan menumpanginya dan menghargai bus itu?! Itu tergantung pada dirimu sendiri!
Bila kau belum bisa mengambil keputusan, JALANLAH..... jalan memang berarti kau belum memperoleh yang kau idamkan. Namun sisi baiknya adalah kau masih dapat memilih bus mana yang kau inginkan. Adapun mereka yang tidak dapat pindah kendaraan, mereka arus puas dengan bus yang mereka tumpangi sekarang.
Sedikit lagi. Kadang-kadang lebih baik kau memilih bus yang kau sudah biasa dan kenal daripada kau prtaruhkan dirimu dengan kendaraan yang sama sekali asing bagimu. Tapi sekali lagi, hidup ini menjadi kurang mengasyikkan bila kita tidak berani mengambil resiko. (Author Unknown)